UPT Bahasa UIN SUNA Gelar Public Speaking Course untuk Mahasiswa Pascasarjana
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Bahasa Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UIN SUNA) Lhokseumawemenyelenggarakan program "Public Speaking Course" sebagai bentuk pengayaan kompetensi bagi mahasiswa Pascasarjana. Program ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan berbicara di depan umum yang mumpuni, terutama dalam menghadapi forum internasional seperti international conference, symposium, dan seminar global.
Kegiatan pelatihan ini merupakan respons atas kebutuhan mahasiswa Pascasarjana yang semakin sering mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka di konferensi internasional. Kemampuan public speaking yang baik menjadi kunci kesuksesan dalam menyampaikan ide dan temuan penelitian kepada audiens global.
Persiapan Menghadapi International Conference
Kepala UPT Bahasa UIN SUNA, Fadhlur Rahman, M.App.Ling, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya pengayaan kompetensi mahasiswa di luar kurikulum formal. "Program Public Speaking Course ini adalah bentuk pengayaan yang kami berikan kepada mahasiswa Pascasarjana. Banyak mahasiswa kita yang memiliki penelitian berkualitas tinggi, namun masih mengalami kendala dalam mempresentasikannya di forum internasional. Public speaking bukan hanya tentang berbicara, tetapi bagaimana menyampaikan pesan secara efektif, meyakinkan, dan profesional," ujarnya.
Program pengayaan ini menjadi nilai tambah bagi mahasiswa, melengkapi kompetensi akademik mereka dengan soft skills yang sangat dibutuhkan dalam dunia akademik internasional. "Kami ingin mahasiswa tidak hanya unggul dalam riset, tetapi juga dalam mengkomunikasikan hasil riset mereka. Ini adalah pengayaan yang sangat strategis," tambahnya.
International conference menjadi arena penting bagi akademisi untuk mempublikasikan penelitian, membangun networking, dan meningkatkan reputasi akademik. Namun, tampil di international conference memiliki tantangan tersendiri yang memerlukan persiapan matang.
"International conference memiliki standar dan ekspektasi yang tinggi. Presentasi tidak hanya dinilai dari konten penelitian, tetapi juga dari cara penyampaian, kemampuan berinteraksi dengan audiens, dan profesionalisme presenter. Oleh karena itu, kami merancang program pengayaan ini secara khusus untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan tersebut," jelas koordinator program.
Program pengayaan ini menggunakan pendekatan learning by doing, di mana mahasiswa tidak hanya mendapat teori tetapi juga praktik langsung dalam setting yang menyerupai international conference sesungguhnya.
"Kami menggunakan metode yang sangat aplikatif. Mahasiswa akan langsung praktik presentasi dalam setting yang kami buat semirip mungkin dengan international conference, lengkap dengan session chair, time keeper, dan audiens yang akan mengajukan pertanyaan. Kemudian mereka mendapat feedback konstruktif dari instruktur dan teman-temannya. Proses ini sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan mereka secara signifikan," jelas salah satu instruktur program.
Setiap sesi praktik juga direkam menggunakan video, sehingga peserta dapat melakukan self-evaluation dan melihat area mana yang perlu diperbaiki. Metode ini terbukti sangat efektif dalam membantu mahasiswa mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan mereka dalam berbicara di depan umum.